Selasa, 07 Juli 2020

Pernikahan Tradisi Suku Minang Melayu Air Balam




Ikon ranah minang, by Samsul Muarif

Pernikahan Adat  Minang Melayu di Air Balam, Sumatera Barat
Mendengar kota Padang pasti terlintas di benak tentang bahasanya, kulinernya, wisatanya, serta budayanya. Tak heran Padang dikenal banyak oleh orang-orang lokal maupun di luar lokal. 

Terbukti dengan kuliner khas Padang yaitu Rendang yang menjadi salah satu makanan terenak di Dunia, rumah makan padang yang tersebar di seluruh Indonesia, selain itu masyarakatnya pula di cap sebagai orang yang pandai bedagang walaupun berada di rantau orang.


Masjid Raya Sumatera  Barat, bg IG: pesonaid_travel

Jangan kaget juga bahwa Sumatera Barat memiliki segudang wisata yang sangat menarik untuk di jelajahi, di Bukit Tinggi terkenal dengan Jam Gadang, di Padang mempunyai Masjid Raya yang memiliki arsitektur megah dan mewah, Gunung Kerinci  yang disebut-sebut sebagai  gunung tertinggi di Pulau Sumatera, Pantai Air Manis yang dikenal sebagai tempat kisah Malin kundang yang dikutuk oleh Ibunya akibat durhaka, dan tentu saja masih banyak lagi wisata-wisata yang indah serta kaya dengan alam. 


Anak daro berlatar rumah adat Minang Kabau, by: Perpustakaan.id

Padang, Sumatera Barat juga memiliki seni budaya yang tak kalah terkenal dengan wisata-wisatanya. Seperti Rumah Adat yang atapnya berbentuk tanduk kerbau yang menjadi ciri khasnya. Selain itu ada juga pakaian adat yang pastinya dimiliki oleh  di setiap daerah, untuk di Sumatera Barat memiliki tutup kepala yang disebut dengan Saluak. Juga pakaian adat Minang Kabau memiliki ciri khas warna hitam, merah, kuning, dan warna-warna terang lainnya.



Aneka ragam pakaian adat gadih minang, by:Yukisinau.id

Mungkin kalau penulis jabarin semuanya tentang kota Minang ini tidak akan ada habisnya, maka dari itu penulis akan memfokuskan bahasan tentang adat pernikahan yang di gunakan oleh masyarakat Sumatera Barat khususnya di daerah tempat tinggal penulis di Air Balam, kabupaten Pasaman Barat.

Sumatera Barat memiliki banyak suku

Kebanyakan masyarakat di luar Sumatera Barat beranggapan bahwa seluruh rakyat Padang bersuku Minang, dan tak heran pula jika ada yang merantau ke negeri orang selalu di minta untuk berbicara bahasa minang. Nah, disini penulis akan menyebutkan suku-suku yang ada di Sumatera Barat:

1. Suku Minang  Kabau, meliputi:
●Sakai
●Talang Mamak
●Kerinci
●Kubu
2. Suku Melayu 
3. Suku Mentawai
4. Suku Bonai

Banyaknya  suku di Indonesia khususnya Sumbar dengan beragam budaya lain tercipta dengan sendirinya. Menurut Jukman yang berperan sebagai Datuak Menyebutkan beberapa nama suku yang terdapat di Sumbar yaitu Jambak, Piliang, Caniago, Guci, Tanjung, Sikumbang, Pisang, Panyalai da Koto, dan Mentawai. Selain itu juga ada suku lain dari orang-orang pendatang yang mendiami di Sumatera Barat seperti Suku Batak atau Mandailing serta Suku Jawa.
Datuak adalah gelar adat yang diberikan kepada seseorang melalui kesepakatan suku yang mendiami wilayah di Sumbar, gelar ini memiliki peran yang sangat penting karena dapat disamakan sebagai pemimpin.


Datuak juga yang menjadi tumpuan bagaimana prosesi pernikahan yang akan dilaksanakan, maka dari itu sebelum pihak keluarga yang akan mengadakan pernikahan harus meminta persetujuan terdahulu kepada Datuak dan mengikuti proses-proses yang telah ada sejak nenek moyang.


Adat pernikahan wilayah  Air Balam

Dikenal sebagai berbagai macam budaya, pasti readers tidak asing dengan istilah Bajapuik. Berikut penjelasan dari Datuak Air Balam "adat pernikahan di Sumatera Barat ini sangat beragam, salah satunya adat dimana pihak perempuan yang membeli laki-laki yaitu Bajapuik. Tradisi pernikahan ini sudah ada dari turun-temurun dan yang menerapi tradisi tersebut adalah daerah Pariaman,” jelas Datuak sembari menikmati pinang dan daun sirih.


Tradisi bajapuik, by: Hipwee.com

“Pihak keluarga perempuan berkewajiban memberi sejumlah uang atau benda-benda yang berharga  kepada pihak laki-laki yang akan menjadi calon suaminya sebelum akad nikah dilaksanakan,” jelas Datuak lagi.


Datuak juga memaparkan meskipun tradisi ini ciri khasnya orang minang, tetapi untuk wilayah sini Air Balam tidak menerapkan hal itu. Karena Air Balam ini merupakan suku Melayu, jadi tidak memiliki kewajiban untuk mengikuti tradisi tersebut. Untuk prosesi pernikahan sama seperti adat di Minang, hanya dalam proses pelamaran saja yang berbeda. Di Air Balam pihak laki-lakilah yang meminang atau membeli pihak perempuan  yang akan menjadi pasangan hidupnya, dan juga ada aturan-aturan yang sudah ada sejak dulu yang harus dipatuhi oleh masyarakat dan apabila ada yang melanggar akan mendapatkan sanksi yang sesuai.


Malam Bainai, momen pelepasan masa lajang sang perempuan minag, adat ini juga digunakan oleh tradisi Air Balam. By:Boombastis.com

Wulan sebagai masyarakat Air Balam berselang 1 bulan lagi akan mengadakan pesta pernikahan menyatakan jika tradisi yang di gunakan oleh Air Balam ini cukup rumit dibanding kampung-kampung di sebelah.


“Ya, disini kalau mengadakan pesta tidak bisa menggunakan adat suku lain seperti saya yang asli orang Jawa tidak bisa menggunakan prosesi pernikahan saya dengan tradisi Jawa. Kalau saya melanggar saya dan keluarga saya bisa mendapatkan denda seperti memberi satu ekor kambing dan juga uang tunai. Mau protes juga susah, lah saya saja orang pendatang apalagi aturan-aturan di kampung ini yang sudah ada sebelum saya lahir jadi mau tidak mau harus nurutin aturan  yang berlaku,” pungkas wulan saat diwawancarai lewat media whatsapp.

Mitria pun juga satu pendapat dengan yang disampaikan oleh Wulan, dia merasa aturan-aturan di Air Balam beda dari kampung-kampung lain. Karena tidak ambil pusing, Ia dan Keluarganya sepakat tidak menggunakan adat dalam pelaksanaan pernikahannya dan hanya mengadakan pesta biasa tanpa menggunakan adat.

"Waktu pelaksanaan pesta pernikahan saya itu pas lagi musim-musimnya virus corona, tahu sendiri kan aturan-aturan pemerintah kayak mana. Jadi tamu-tamu yang datang dibatasi karena mengikuti protokol, dan pelaksanaannya gak bisa satu harian. Maka dari itu saya tidak menggunakan adat, ya mengingat menuruti aturan-aturan dari pemerintah kan jadi cari amam aja". 

Meskipun saat ini Pasaman Barat telah membolehkan mengadakan acara pesta pernikahan di tiap daerahnya, tapi pemerintah juga mengeluarkan protokol-protokol kesehatan guna jadi pedoman agar dapat memutuskan rantai virus wuhan.

Soal pernikahan pakai adat atau tidak itu tergantung keluarga yang ingin melaksanakan, tapi alangkah baiknya jika kita menggunakan tradisi adat yang telah dilakukan secara turun-temurun. Sehingga  tradisi tersebut akan selalu ada dan lestari meskipun saat i.

Oke sekian  dari ocehan jemari aku, see you next time....

Name: Putri Geo Anggriani


Senin, 18 Mei 2020

WhatHappen's

Corona Menjadi Momok Umat Muslim?


Source: www.vice.com

Sudah hampir 2 bulan Indonesia berstatus Pandemi, pasien yang sembuh dari virus Covid-19 semakin hari semakin bertambah. Meskipun begitu Indonesia tidak bisa dikatakan sepenuhnya bebas dari virus yang sudah memakan korban jiwa tersebut, tak heran jika di bulan suci ramadhan tahun ini memiliki perbedaan dibanding tahun kemarin begitu juga dengan suasana Idul Fitri.

Penerapan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) mengurangi beberapa aktivitas di luar rumah, seperti ngabuburit, sahur/buka bersama, berburu takjil, dan lain sebagainya. Mengingat aturan Pshysical Distancing juga berdampak pada Ibadah yang selalu dilakukan oleh masyarakat muslim yaitu Shalat Tarawih, di mana Pemerintah memberi kebijakan dengan mengurangi shalat jamaah di Masjid diganti dengan shalat di rumah masing-masing agar dapat mengurangi penyebaran Covid-19. Kebijakan ini tentu menjadi pro kontra di kalangan masyarakat, karena membatasi mereka untuk melakukan ibadah di bulan suci ramadhan.

Larangan atau membatasi shalat di Masjid  jika dilihat dari pandangan umat Muslim bisa dikatakan tidak wajar, karena Masjid merupakan tempat ibadah seluruh umat Muslim. Namun, melihat kondisi alam kita yang tidak memungkinkan untuk melakukan aktivitas di luar tumah maka tidak masalah jika kita melaksanakan ibadah di rumah karena itu tergantung pada niat kita yang menunaikannya.

Keadaan ini juga berdampak pada Ibadah Shalat Idul Fitri,  maka dari itu Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat Indonesia yang daerahnya berstatus Zona Merah untuk tidak melakukan mudik dan pelaksanaan shalat Idul Fitri di rumah.

Bagaimana daerah yang memiliki status aman dari Covid-19?
Di beberapa pemerintahan daerah masih memperbolehkan masyarakat untuk melakukan Shalat Idul Fitri di Masjid atau di Lapangan. Namun, harus tetap menjaga diri agar tidak terjadi penyebaran virus corona.

Budaya Idul Fitri identik dengan bertemu dengan keluarga, kerabat, dan teman terdekat. Semenjak pandemi berlaku telah membuat kita tidak bisa mudik, tentu hal ini menjadi pukulan sangat berat bagi masyarakat di rantau karena tidak dapat bertemu secara langsung bersama keluarga.

Seorang Mahasiswi bernama Ulfa menjelaskan jika virus yang saat ini tersebar benar-benar telah memutuskan tali silahturahmi masyarakat, "bagaimana tidak, lihat saja sekarang masyarakat yang di perantauan tidak dapat bertemu dengan keluarganya karena aturan dari pemerintah yang melarang untuk mudik. Selain itu di sesama satu daerah juga susah untuk bertamu karena adanya rasa canggung dan tidak enak hati takut dianggap sebagai penyebar virus".

Sebenarnya kejadian ini apakah benar-benar menjadi dalang merusak tradisi ramadhan dan idul fitri?
Tentu saja tidak, meskipun virus ini telah membatasi kita untuk melakukan interaksi dengan masyarakat kita tetap bisa melakukan silahturahmi dengan keluarga, kerabat, dan teman-teman melalui telepon dan sms ditambah lagi sekarang sudah zaman internet jadi kita semakin mudah berinteraksi dengan orang-orang yang ingin kita jumpai. Jadi kita janganlah langsung mengambil keputusan dari sisi negatif aja tapi lihat juga sisi positif atas kejadian fenomena ini.

Sisi positif dari fenomena ini adalah menyadarkan masyarakat bahwa untuk merayakan bulan suci ini tidak selalu boros, seperti yang kita ketahui makanan, minuman, baju lebaran, dan sebagai nya merupakan khas dari lebaran. Namun, tahun ini tentu berbeda karena disini kita akan belajar bagaimana kita bisa merayakan bulan suci yang penuh berkah ini dengan sederhana tanpa mengeluarkan uang yang banyak. Ditambah lagi kita juga bisa melakukan amal kebaikan yang lebih banyak lagi dengan membantu masyarakat serta tim medis yang telah berusaha untuk menghentikan penyebaran virus corona.

Virus corona ini merupakan di luar kendali kita jadi tidak ada pihak yang salah, kita sebagai masyarakat harus selalu mematuhi kebijakan yang telah di berlakukan oleh pemerintah. Semoga virus corona cepat hilang di muka bumi ini dan kita semua dapat beraktivitas kembali seperti sedia kala...




Nama: Putri Geo Anggriani
NIM: 1174050121
Mata Kuliah: Jurnaslisme Online

Kamis, 23 April 2020

New News



PSBB Mulai Diberlakukan, Wajarkah Menakuti Masyarakat?




Virus Covid-19, kalimat tersebut kini sudah tidak asing lagi bagi ditelinga masyarakat. Bagaimana tidak virus yang berasal dari Wuhan, China ini telah banyak memakan korban dari hari ke hari. Tidak heran di berbagai negara menerapkan Lock Down untuk mencegah penyebaran virus agar tidak semakin luas, dan kini Negara Tanah Air Pusaka Indonesia juga menerapkan hal tersebut.


Beberapa kota atau daerah di Indonesia sudah menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), dan baru-baru ini pula di Sumatera Barat mulai menerapkan PSBB tersebut tepatnya pada hari Rabu, 22 April 2020. Hal ini menjadi tugas oleh pemerintah di kota maupun daerah untuk memberi arahan dan bimbingan kepada masyarakat selama PSBB ini berlaku.

Suasana pasar terlihat ramai meskipun masih masa Pandemi Covid-19, Ujung Gading, Padang Sumatera Barat, Selasa (21/4/2020). Dok. Pribadi

Sehari sebelum pemberlakuan PSBB, cuaca yang bersahabat saya pergi ke pasar Ujung Gading untuk membeli berbagai kebutuhan di rumah, kebetulan hari itu merupakan hari pasar di tiap minggunya. Saat saya masih memilah barang-barang yang akan saya beli, saya mendengar suara yang cukup keras sedang menyiarkan pengumuman di sekitar pasar. Awalnya saya hanya menganggap pengumuman itu hanya sebatas informasi umum tentang Virus Covid-19 dan pengaktifan SPBB, namun di saat saya memperhatikan lebih jeli lagi pengumuman itu seperti ada yang janggal dan benar saja ternyata orang yang menjadi pusat perhatian tersebut memberikan serangkaian informasi yang menurut saya tidak sesuai dengan kenyataan.

Bisa dikatakan bahwa di kampung saya tepatnya di Kabupaten Pasaman Barat, Padang, Sumatera Barat masih banyak yang menyepelekan bahaya dari Covid-19 ini. Sehingga banyak masyarakat yang masih beraktivitas di luar rumah, mereka beranggapan bahwa virus ini tidak memiliki dampak di sekitaran mereka karena bisa dikatakan daerah saya merupakan perkampungan kecil, jadi tidak heran masyarkat disini masih banyak yang beraktivitas di luar rumah.

Kembali ke permasalahan pengumuman tadi, jujur saya tidak terima saat mendengar pengumuman yang disiarkan oleh pihak Puskesmas serta di jaga ketat oleh Kepolisian setempat, tidak salah memberi himbauan ke masyarakat tapi masalahnya apakah tidak ada cara lain selain menakuti-nakuti dengan informasi yang tidak diketahui kebenarannya? Lebih jelasnya beberapa isi dari pengumuman itu tentang Kabupaten Pasaman Barat sudah termasuk Zona Merah serta sudah banyak yang terinfeksi positif Covid-19. Namun kenyataan berbeda dengan yang dikatakan, sampai saat ini Pemerintahan belum ada mengatakan secara resmi jika Pasaman Barat masuk ke zona merah. Selain itu hingga saat ini Pasaman Barat baru 1 yang meninggal akibat Virus Covid-19, namun dari berita yang beredar orang tersebut terinfeksi virus bukan dari Pasaman Barat.

Saat mendengar pengumuman saya mencoba mencari pendapat sekitar tentang informasi tersebut, Lisa seorang mahasiswi Universitas Negeri Padang menyatakan pendapatnya. “ Saya kurang setuju dengan pengumuman tadi, karena dalam pengumuman tersebut menyertakan jumlah korban yang  meninggal dunia akibat Virus Covid-19 ini. Ya walaupun saya sebenarnya tahu di sini korban corona tidak sebanyak yang disebutkan orang tadi. Sebenarnya tidak salah mengingatkan akan kematian mengenai virus ini, tapi penyampaian pesannya jangan terlalu menakuti-nakuti. Karena bisa mengakibatkan panik berlebihan di masyarakat itu sendiri,” Pernyataan Lisa.

Sukri seorang supir angkot juga mengatakan perihal pengumuman tersebut, “Tidak habis pikir, kenapa ya pengumuman itu terlalu berlebihan menyampaikan informasi. Padahalkan bisa saja menggunakan cara lain agar kita-kita dapat mematuhi aturan Pemerintahan. Karena masyarakat mudah menerima berita-berita yang lebih sensitif terhadap kematian, jangan terlalu menekankan tentang itu saja."

Masih di sekitar pasar saya melihat para orang tua yang mendengar informasi dari pengumuman tersebut menjadi takut, orang-orang juga terburu-buru membeli bahan-bahan di pasar dengan jumlah besar. Mereka mengira jika Pasaman Barat sudah di katakan bahaya, berarti segala pemasukan pangan juga akan dihentikan dan akan berkurang hal ini lah yang mengakibatkan mereka menjadi panic buying. Begitulah yang dirasakan oleh Ibu Siti yang saat itu saya mengajak berbincang santai sembari duduk di tepi jalan dekat jualan minuman segar, “Ibu sengaja belanja banyak setelah mendengar penguman yang di jalan raya itu, Ibu jadi merasa waspada karena melihat di Ibu Kota Jakarta juga susah mencari bahan pangan untuk dibeli. Untuk menghindari kekurangan Ibu membeli semuanya,” ucap Ibu Siti dengan suara yang khawatir.

Sebenarnya pengumuman tersebut tidak sepenuhnya salah, karena tujuannya untuk menghimbau masyarakat agar lebih waspada dan mengikuti secara bijak peraturan dari pemerintah agar Virus Covid-19 tidak menyebar luas. Hanya saja pembicara yang menginformasikan dengan pengeras suara itu harus benar-benar menggunakan informasi yang fakta, jangan memberikan informasi hanya untuk memberi rasa takut ke masyarakatnya.

Ayo sebagai Warga Indonesia kita harus lebih bijak dan taat mematuhi peraturan dari Pemerintah, yakinlah semua keputusan sudah menjadi pertimbangan yang sangat baik untuk kita. Jadi jangan ngeyel, stop dulu kegiatan di luar rumah. Ingat dengan di rumah saja kita bisa mengurangi penyebaran Covid-19 dan kita juga bisa mengurangi beban dari perawat, bidan, dokter, dan pihak kesehatan.

Sabtu, 03 November 2018

Pasar Manglayang Rasa Wisata Alam


Hiruk pikuk pasar Manglayang. Dok. Pribadi

    Dikala sang surya masih dalam persembunyiannya. Suasana yang dingin yang sangat menusuk telah menjadi sahabat dan saat orang lain masih bermain dalam mimpinya. Namun, pedagang-pedagang pasar mingguan ini asyik dengan kesibukannya dan memulai aktifitasnya untuk mempersiapkan dagangan.

     Hari minggu pagi dengan suasana mendung bercampur hangat, aku memulai aktifitas dengan olahraga yaitu JJP (jalan-jalan pagi). Di hari weekend ini pasti banyak orang mengisinya dengan berolahraga namun ada juga yang bermalas-malasan karena enggan untuk meninggalkan kasur kesayangannya.

     Kali ini aku berolahraga sembari ke Pasar Manglayang, pasar berlokasi di sekitaran kaki Gunung Manglayang ini memiliki pemandangan yang masih sangat asri. Maka dari itu disini banyak warga yang berbondong-bondong ke pasar ini sekalian jalan-jalan pagi, yah hitung-hitung bisa membuat tubuh kita fresh dan sehat.

Senam Zumba ramaikan suasana pagi pasar Manglayang. Dok. Pribadi

     Disini para pedagang sudah mulai berdatangan sekitar jam 5 pagi dan stanby jam 6 pagi, jadi kamu tidak usah khawatir pas nyampe kesana gak perut kamu udah keroncongan karena disini jajaran makanan nya udah tertata rapi jadi tinggal kitanya deh mau makan yang mana. Saat aku berkeliling pasar ini ada sekumpulan ibu-ibu yang sedang senam zumba, yang pastinya olahraga satu ini bikin sehat.

     Selain jajaran makanan, peralatan dapur, bahan-bahan pokok disini juga sangat lengkap lo dan yang pastinya murah meriah yang menjadi sasaran ibu-ibu. Yang jual barang-barang bekas juga ada, tapi ini bekasnya masih layak dipakai malahan masih seperti baru untuk kualitas lumayan bagus.
Penjual batu akik dan pernak-pernik cincin unik. Dok. Pribadi

     Bunga (21) menyatakan “Disini itu yang dijual aneh tapi ada manfaatnya seperti pembasmi tikus aku aja gak kepikiran ada yang jual yang begituan”. Selain yang diatas, aku menemukan ada beberapa dagangan yang unik seperti ada yang jual hamster kecil yang dibanderol dengan harga 5-10 ribu rupiah. Ada juga jual kelinci yang imut, ada juga yang jual batu akik dan merchandise ala-ala Kpop.

     Ada lagi nih yang bisa memebuat aku bernostalgia di masa Sekolah Dasar yaitu Kelomang, pasti tahu bukan binatang satu ini yang kita tiup binatangnya langsung keluar dari keongnya. Gak nyangka ternyata di zaman yang sudah canggih ini masih ada jual binatang yang biasanya dimainkan dengan lomba adu cepat.

     Oh iya, Pasar Manglayang ini memiliki rute yang menurut aku sangat panjaaang. Untuk mencapai yang paling atas atau puncak dari pasar ini kita harus bersabar. Tapi tenang semua keletihan yang didapat akan terbayar, karena setiba disana kita akan disuguhi alam yang pastinya sangat indah disana kita akan merasakan betapa sejuk dan tenang nya angin segar alami dari kaki gunung ini.

                                   
                       Potret pasar Manglayang dan pemandangan di depannya. Dok. Pribadi


     Setelah di penghujung pasar ini kamu yang kelaparan jangan risau dan khawatir karena disini juga ada jualan makanan, jadi perut kamu tetap dalam keadaan berisi dan kenyang tapi jangan berlebihan ya karena sesuatu yang berlebihan itu gak baik.

Sarapan dengan sate dan nasi hangat, juara! Dok. Pribadi

     Bagi kamu yang mau kesini akses nya sangat mudah kok, karena pasar ini lokasi nya di Jl. Cigagak, Desa Cipadung, Cibiru Bandung (4 km dari Jl. Raya AH. Nasution). Jika kamu mau kesini tapi mager jalan kaki ada alternative lain yaitu dengan memakai ojek, ongkosnya Cuma 7 ribu rupiah. Gimana tertarik untuk kesini?

Rabu, 10 Oktober 2018

Surga Kecil di Pasaman Barat


Untuk pertama kalinya saya akan meceritakan pengalaman saya berwisata di Kabupaten Pasaman Barat, Padang Sumatera Barat. Kalian pasti sudah pada tahu bukan Padang itu dikenal dengan makanan ciri khasnya yaitu Rendang dan tempat wisata seperti Jam Gadang, Pantai Air Manis, Danau Maninjau, dan lain sebagainya.

Nah, kali ini saya akan membahas tempat wisata yang belum banyak diketahui oleh masyarakat luas tapi keindahannya patut diacungin jempol dan juga bisa menjadi tambahan list bagi kalian yang suka traveller.


Pulau Pigago

Ini dia Pulau Pigago yang berlokasi di Air Bangis, Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat. Pasir putih nan halus dengan perairan yang sangat jernih dan gelombang air laut yang tenang membuat pengunjung dapat menikmati dan bermain di pantai itulah yang menjadi daya tarik dari Pulau Pigago ini. 

Bukan hanya itu saja spot foto yang bagus juga ada lo di sini, cocok buat kalian yang instagramable.




Untuk mecapai Pulau yang indah ini kita harus naik bot di Dermaga atau Pelabuhan Air Bangis, sekitar 50 menit kita sudah sampai deh di Pulau Pigago ini.

Selama perjalanan itu kita akan melalui berbagai Pulau dan juga kita bakalan melewati beberapa kapal besar nelayan yang sedang berlabuh di pinggiran Pantai. Mata Pencarian warga sekitaran Air Bangis ini adalah Nelayan dan Berkebun.

Dermaga atau Pelabuhan

Namun ada keluhan dari para pengunjung terhadap fasilitas yang kurang memadai seperti Toilet dan Mushala yang kurang nyaman bagi pengunjung. Dan juga kurangnya pengelolaan sehingga disaat masa liburan seperti hari lebaran, banyak sampah yang berserakan.

Wulan salah satu pengunjung mengungkapkan, ”sarana dan prasarana nya harus ditingkatkan lagi, mengingat semakin hari pengunjung semakin banyak dan pemerintah daerah harus lebih memfasilitasi pulau ini sehingga pengunjung merasa nyaman."

Warga Air Bangis Zakia juga merasakan hal yang sama dengan Wulan, tidak adanya hangar atau tempat menurunkan dan menaikan penumpang, sehingga harus melompat atau memanjat dari kapal.




Kurangnya kesadaran pengunjung terhadap keadaan sekitaran pantai juga menjadi permasalahan, pengunjung dengan seenaknya membuang sampah sembarangan. Nah, bagi kalian yang mau ke sini jangan lupa buang sampah pada tempatnya ya, agar lingkungan kita tetap sehat.

Begitulah pengalaman perjalanan saya ke Pulau Pigago, meskipun dari daerah pelosok tapi ini membuktikan kalau Indonesia itu Kaya dengan keindahan alam yang tak terduga. Kita sebagai warga Indonesia haruslah melestarikan dan menjaganya.

Pernikahan Tradisi Suku Minang Melayu Air Balam

Ikon ranah minang, by Samsul Muarif Pernikahan Adat  Minang Melayu di Air Balam, Sumatera Barat Mendengar kota Padang pasti terlint...