Ikon ranah minang, by Samsul Muarif |
Pernikahan Adat Minang Melayu di Air Balam, Sumatera Barat
Mendengar kota Padang pasti terlintas di benak tentang bahasanya, kulinernya, wisatanya, serta budayanya. Tak heran Padang dikenal banyak oleh orang-orang lokal maupun di luar lokal.
Terbukti dengan kuliner khas Padang yaitu Rendang yang menjadi salah satu makanan terenak di Dunia, rumah makan padang yang tersebar di seluruh Indonesia, selain itu masyarakatnya pula di cap sebagai orang yang pandai bedagang walaupun berada di rantau orang.
Masjid Raya Sumatera Barat, bg IG: pesonaid_travel |
Jangan kaget juga bahwa Sumatera Barat memiliki segudang wisata yang sangat menarik untuk di jelajahi, di Bukit Tinggi terkenal dengan Jam Gadang, di Padang mempunyai Masjid Raya yang memiliki arsitektur megah dan mewah, Gunung Kerinci yang disebut-sebut sebagai gunung tertinggi di Pulau Sumatera, Pantai Air Manis yang dikenal sebagai tempat kisah Malin kundang yang dikutuk oleh Ibunya akibat durhaka, dan tentu saja masih banyak lagi wisata-wisata yang indah serta kaya dengan alam.
Anak daro berlatar rumah adat Minang Kabau, by: Perpustakaan.id |
Padang, Sumatera Barat juga memiliki seni budaya yang tak kalah terkenal dengan wisata-wisatanya. Seperti Rumah Adat yang atapnya berbentuk tanduk kerbau yang menjadi ciri khasnya. Selain itu ada juga pakaian adat yang pastinya dimiliki oleh di setiap daerah, untuk di Sumatera Barat memiliki tutup kepala yang disebut dengan Saluak. Juga pakaian adat Minang Kabau memiliki ciri khas warna hitam, merah, kuning, dan warna-warna terang lainnya.
Aneka ragam pakaian adat gadih minang, by:Yukisinau.id |
Mungkin kalau penulis jabarin semuanya tentang kota Minang ini tidak akan ada habisnya, maka dari itu penulis akan memfokuskan bahasan tentang adat pernikahan yang di gunakan oleh masyarakat Sumatera Barat khususnya di daerah tempat tinggal penulis di Air Balam, kabupaten Pasaman Barat.
Sumatera Barat memiliki banyak suku
Kebanyakan masyarakat di luar Sumatera Barat beranggapan bahwa seluruh rakyat Padang bersuku Minang, dan tak heran pula jika ada yang merantau ke negeri orang selalu di minta untuk berbicara bahasa minang. Nah, disini penulis akan menyebutkan suku-suku yang ada di Sumatera Barat:
1. Suku Minang Kabau, meliputi:
●Sakai
●Talang Mamak
●Kerinci
●Kubu
2. Suku Melayu
3. Suku Mentawai
4. Suku Bonai
Banyaknya suku di Indonesia khususnya Sumbar dengan beragam budaya lain tercipta dengan sendirinya. Menurut Jukman yang berperan sebagai Datuak Menyebutkan beberapa nama suku yang terdapat di Sumbar yaitu Jambak, Piliang, Caniago, Guci, Tanjung, Sikumbang, Pisang, Panyalai da Koto, dan Mentawai. Selain itu juga ada suku lain dari orang-orang pendatang yang mendiami di Sumatera Barat seperti Suku Batak atau Mandailing serta Suku Jawa.
Datuak adalah gelar adat yang diberikan kepada seseorang melalui kesepakatan suku yang mendiami wilayah di Sumbar, gelar ini memiliki peran yang sangat penting karena dapat disamakan sebagai pemimpin.
Datuak juga yang menjadi tumpuan bagaimana prosesi pernikahan yang akan dilaksanakan, maka dari itu sebelum pihak keluarga yang akan mengadakan pernikahan harus meminta persetujuan terdahulu kepada Datuak dan mengikuti proses-proses yang telah ada sejak nenek moyang.
Adat pernikahan wilayah Air Balam
Dikenal sebagai berbagai macam budaya, pasti readers tidak asing dengan istilah Bajapuik. Berikut penjelasan dari Datuak Air Balam "adat pernikahan di Sumatera Barat ini sangat beragam, salah satunya adat dimana pihak perempuan yang membeli laki-laki yaitu Bajapuik. Tradisi pernikahan ini sudah ada dari turun-temurun dan yang menerapi tradisi tersebut adalah daerah Pariaman,” jelas Datuak sembari menikmati pinang dan daun sirih.
Tradisi bajapuik, by: Hipwee.com |
“Pihak keluarga perempuan berkewajiban memberi sejumlah uang atau benda-benda yang berharga kepada pihak laki-laki yang akan menjadi calon suaminya sebelum akad nikah dilaksanakan,” jelas Datuak lagi.
Datuak juga memaparkan meskipun tradisi ini ciri khasnya orang minang, tetapi untuk wilayah sini Air Balam tidak menerapkan hal itu. Karena Air Balam ini merupakan suku Melayu, jadi tidak memiliki kewajiban untuk mengikuti tradisi tersebut. Untuk prosesi pernikahan sama seperti adat di Minang, hanya dalam proses pelamaran saja yang berbeda. Di Air Balam pihak laki-lakilah yang meminang atau membeli pihak perempuan yang akan menjadi pasangan hidupnya, dan juga ada aturan-aturan yang sudah ada sejak dulu yang harus dipatuhi oleh masyarakat dan apabila ada yang melanggar akan mendapatkan sanksi yang sesuai.
Malam Bainai, momen pelepasan masa lajang sang perempuan minag, adat ini juga digunakan oleh tradisi Air Balam. By:Boombastis.com |
Wulan sebagai masyarakat Air Balam berselang 1 bulan lagi akan mengadakan pesta pernikahan menyatakan jika tradisi yang di gunakan oleh Air Balam ini cukup rumit dibanding kampung-kampung di sebelah.
“Ya, disini kalau mengadakan pesta tidak bisa menggunakan adat suku lain seperti saya yang asli orang Jawa tidak bisa menggunakan prosesi pernikahan saya dengan tradisi Jawa. Kalau saya melanggar saya dan keluarga saya bisa mendapatkan denda seperti memberi satu ekor kambing dan juga uang tunai. Mau protes juga susah, lah saya saja orang pendatang apalagi aturan-aturan di kampung ini yang sudah ada sebelum saya lahir jadi mau tidak mau harus nurutin aturan yang berlaku,” pungkas wulan saat diwawancarai lewat media whatsapp.
Mitria pun juga satu pendapat dengan yang disampaikan oleh Wulan, dia merasa aturan-aturan di Air Balam beda dari kampung-kampung lain. Karena tidak ambil pusing, Ia dan Keluarganya sepakat tidak menggunakan adat dalam pelaksanaan pernikahannya dan hanya mengadakan pesta biasa tanpa menggunakan adat.
"Waktu pelaksanaan pesta pernikahan saya itu pas lagi musim-musimnya virus corona, tahu sendiri kan aturan-aturan pemerintah kayak mana. Jadi tamu-tamu yang datang dibatasi karena mengikuti protokol, dan pelaksanaannya gak bisa satu harian. Maka dari itu saya tidak menggunakan adat, ya mengingat menuruti aturan-aturan dari pemerintah kan jadi cari amam aja".
Meskipun saat ini Pasaman Barat telah membolehkan mengadakan acara pesta pernikahan di tiap daerahnya, tapi pemerintah juga mengeluarkan protokol-protokol kesehatan guna jadi pedoman agar dapat memutuskan rantai virus wuhan.
Soal pernikahan pakai adat atau tidak itu tergantung keluarga yang ingin melaksanakan, tapi alangkah baiknya jika kita menggunakan tradisi adat yang telah dilakukan secara turun-temurun. Sehingga tradisi tersebut akan selalu ada dan lestari meskipun saat i.
Oke sekian dari ocehan jemari aku, see you next time....
Name: Putri Geo Anggriani